Tugas Kelompok
Hukum Kedua
Termodinamika
(Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termodinamika)
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Prizas
Nugroho NPM 1111090047
Desi
Mulya Dewi NPM 1111090009
Gretta
Aprilia Cyntia Dewi NPM 1111090016
Wahidatul
P. Ning tyas NPM 1111090012
Dosen :
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.P. 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum
kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi:
Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara
spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material
panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan
entropinya naik.
Proses
termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya
kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Proses
reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara
bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu
mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan
lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi
equilibrium process).
Sejarah awal dari AC (air Conditioner ) sudah
dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan membuat penampung air yang mengalir di
dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu ruangan , tetapi saat itu hanya
orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena
membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang
kaya saja yang dapat membangunnya.
Kemudian
pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan cara
baru mendinginkan udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842
seorang dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola
yang berada di Florida Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang
menemukannya dan ini adalah cikal bakal dari tehnologi AC (air conditioner)
tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau sudah
meninggal pada tahun 1855.
Willis
Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan
penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan
atau kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri
lainnya. Penggunaan AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan
pertama dipakai disbuah rumah di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah
digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di
perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar
hingga yang kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu
ruangan agar orang merasa nyaman.
1.2
Rumusan Masalah
Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
- Apa pengertian dan aplikasi hukum kedua termodinamika ?
- Bagaimana Prinsip kerja dari beberapa mesin menurut hukum 2 Termodinamika?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1.
Memberikan
tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum 2 Termodinamika.
2.
Memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai cara kerja dari reservoir energi panas,
mesin kalor, mesin pendingin, pompa panas, dan mesin abadi.
2.4 Metode
Penulisan
Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka, baik media buku
maupun internet. Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah
ini, kami gabungkan menjadi satu kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan
makalah kami tentang hukum termodinamika kedua, sehingga kami dapat menarik
kesimpulan dari intisari pembahasan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan Hukum II Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')
adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua
proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam
secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es
sampai suhu keduanya sama.
Hukum
pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin
terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua
termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau
besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya
adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi
tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi,
maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua
termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau
pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika
juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif
derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli
menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah
panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua
termodinamika sebagai berikut :
“Adalah
mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem
menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya
menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti
keadaan awalnya”.
Pernyataan
ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum kedua termodinamika.
Dasar dari
hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami energi
dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul
memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi
dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut.
Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak
menghasilkan energi dalam.
Jika hukum
kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit daya
dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar
hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika
bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum
alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan
energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan energi dan
cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas
mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak
pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda
yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau
kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan
menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.”
Pernyataan
ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum kedua
termodinamika.
Pernyataan
“pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan pernyataan
“mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara.
Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang
melanggar pernyataan “pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat
mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh
mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan
melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan
menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah
seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan
atau aliran fluida kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin
melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua
menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas
selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang
dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan
bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari
aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi
adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi
manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia
tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua
termodinamika yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi
mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf
Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1.
Formulasi
Kelvin-Planck
“Tidak
mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara
untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk
menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan
atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi
tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang
diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.
2.
Formulasi
Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke
benda panas”. Dengan kata lain, seseorang
tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan memindahkan
seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa
untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama,
hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu
permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya
perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung
dan disebut perumusan Kelvin-Planck
bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor
dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”
Oleh Clausius, hukum kedua
termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari
reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang
bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.
2.1
Reservoir Energi Panas (Thermal Energy
Reservoir)
Thermal
Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi panas adalah
suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas yang besar. Artinya
reservoir dapat menyerap atau menyuplai sejumlah energi panas yang tidak
terbatas tanpa mengalami perubahan temperatur. Contoh dari benda atau zay besar
yang disebut reservoir adalah samudera, danau, dan sungai untuk benda besar
yang berwujud air dan atmosfer untuk benda berwujud besar di udara. Sistem dua
fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu reservoir, karena sistem dua fasa
dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur. Dalam
prakteknya, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan
dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang
dilepaskan oleh sebuah televisi. Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan
saurce dan reservoir yang menyerap energi disebut dengan sink.
2.2
Mesin Kalor (Heat Engines)
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan
sebagai berikut:
1. mesin
kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan
bakar, reaktor nuklir, dll)
2. mesin
kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros
yang berputar)
3. mesin
kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin
kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat
mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang
merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus
termodinamika yang lengkap.
Efisiensi termal
(thermal efficiencies)
Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk
mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor, yaitu berapa bagian dari input
panas yang diubah menjadi output kerja bersih.
Unjuk kerja = Output yang diinginkan
Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output
kerja bersih. Dan input yang diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke
fluida kerja. Kemudian efisiensi termal dari sebuah mesin kalor dapat
diekspresikan sebagai:
Efisiensi termal = output kerja bersih
Input yang diinginkan
atau
Atau
nth= 1 – Q out
Q in Dimana W bersih out = Qout-Qin
Pernyataan
kelvin-plank
Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor,
maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat mengubah semua panas yang diterima
kemudian mengubahnya semua menjadi kerja. Pernyataan tersebut dimuat sebuah
pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi;
“Adalah
tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus
yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah
kerja bersih.”
Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada
mesin kalor, dapat diartikan sebagai tidak
ada sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari
reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi
kerja bersih. Atau dengan kata lain tidak
ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.
2.3
Mesin Pendingin dan Pompa kalor
a. Mesin Pendingin
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus.
Fluida kerjanya disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling
banyak digunakan adalah daur refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat
komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator
Refrigerant
memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan di kompres ketekanan kondensor.
Refrugerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi dan
kemudian didinginkan dan mengalami kondensasi di kondensor yng membuang
panasnya ke lingkungan. Refrigent kemudian memasuki tabung kapilar dimana
tekanan refrigerant turun drastis karena efek throttling. Refrigerant
bertemperatur rendah kemudian memasuki evaporator, dimana disini refrigent
menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian refriferant kembali memasuki
kompresor. Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of
performance (COP), dinotasikan dengan COPR.
Perlu
dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah
panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input
kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari
satu. Salah satu alasan penggunaan istilahcoefficient of performance-lebih
disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari
mesin pendingin lebih besar dari satu.
b. Pompa Kalor
Pompa kalor adalah mesin
yang memindahkan panas
dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja
mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber
panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi.
Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin
ruangan, dan sebagainya. Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga
ruang refrigerasi tetap dingin dengan meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan
pompa kalor adalah menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian
panas ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas dari sumber bertemperatur
rendah.
Perbandingan
antara COPR dan COPHP adalah sebagai berikut :
Mesin kalor
membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih dingin,
menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya, pompa
kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang lebih
dingin ke lokasi yang lebih panas.
Air
condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang didinginkan
disini bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang lain.
Hukum Termodinamika II Pernyataan
Clausius
Terdapat
dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank yang
diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan
untuk mesin pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat diungkapkan sebagai
berikut:
“Adalah
tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus tanpa
adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah
kemedia bertemperatur tinggi.”
Telah
kita ketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi kemedia
bertemperatur rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa membuat
sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke media
bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi
asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan kompresor yang
mendapat energi dari energi listrik.
2.4
Mesin Gerak –Abadi (Perpetual-Motion
Machines)
Kita mempunyai
pernyataan yang berulang-ulang, bahwa sebuah proses tidak akan dapat
berlangsung jika tidak memenuhi hukum termodinamika pertama dan kedua. Semua
alat yang melanggar baik hukum pertama dan kedua termodinamika disebut dengan
mesin gerak abadi (Perpetual-Motion
Machines).
Gambar
(Perpetual-Motion Machines)
Sebuah
alat yang melanggar hukum termodinamika yang pertama disebut mesin gerak abadi
tipe pertama (Perpetual-Motion Machines
of the first kind) atau PMMI, sedangkan alat yang melanggar hukum
termodinamika kedua disebut mesin gerak abadi tipe kedua (Perpetual-Motion
Machines of the second kind)atau KMM2.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1.
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
2.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa
aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah
reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa
kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
3.
Terdapat
dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank yang
diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan
untuk mesin pendingin/pompa kalor.
4.
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan
sebagai berikut:
a. mesin
kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan
bakar, reaktor nuklir, dll)
b. mesin
kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros
yang berputar)
c. mesin
kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
d. Mesin
kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
DAFTAR
PUSTAKA
kk.mercubuana.ac.id/files/13015-3-860358017731.doc
Halliday,
Resnick. 1998. Fisika Edisi Ke 3. Jakarta; Erlangga
kalau dibuat hukum termodinamika, yang berlandasan nilai energi yang hilang tidak semuanya dibuat kerja oleh suatu benda tertentu?
BalasHapus